Rabu, 16 Maret 2016

Efek Samping Cuci Darah Ginjal Bagi Kesehatan

Cuci darah atau dialysis merupakan suatu metode yang ditempuh oleh penderita gagal ginjal untuk melakukan proses penyaringan darah. Darah akan secara rutin ‘tercuci’ dari zat-zat berbahaya yang terkandung di dalamnya ginjal. Pasien gagal ginjal ini, memiliki ginjal yang tidak berfungsi dengan baik untuk melakukan proses penyaringan dan pembersihan darah secara alami. Cuci darah ini menjadi wajib dilakukan secara medis untuk menggantikan fungsi kerja dari ginjal yang rusak.


Selain itu, ginjal juga berfungsi untuk membuang sisa-sisa metabolisme tubuh, kelebihan cairan di dalam tubuh, menjaga unsur kimiawi di dalam tubuh dan menjaga tekanan darah. Berikut ini beberapa hal yang mungkin terjadi apabila fungsi ginjal ini rusak:
  • Muntah-Muntah
  • Gatal pada kulit
  • Lemas
  • Koma
  • Pembengkakan pada kaki dan lengan


Bagi pasien gagal ginjal, metode cuci darah atau dialysis ini sangatlah penting untuk mencegah terjadinya hal-hal tersebut sebagai akibat dari gagal ginjal.
Proses cuci darah atau dialysis sendiri dibagi menjadi 2 metode, yaitu :

PERITONEAL DIALYSIS

Peritoneal dialysis menggunakan lapisan perut atau peritoneum sebagai filter dalam menyaring sisa-sisa metabolisme tubuh yang terkandung di dalam darah. Dalam prosesnya, peritoneal dialysis menggunakan selang kecil yang dipasang pada bagian perut. Dalam selang tersebut terdapat cairan dialysis yang dapat membantu memindahkan sisa-sisa metabolisme di dalam darah untuk dibersihkan dengan cairan tersebut. Prosesnya hanya 30 sampai 40 menit, namun pasien harus mengulanginya selama 4 kali dalam sehari.

Efek Samping cuci darah, Peritoneal Dialysis :

1. Peritonitis – Peritonitis merupakan suatu infeksi yang terjadi pada bagian peritoneum, yang pada metode peritoneal dialysis ini digunakan sebagai tempat untuk menyaring darah. Kondisi peralatan yang tidak steril dapat menyebabkan kondisi peritonitis ini.
2. Hernia – Hernia merupakan salah satu gejala yang timbul sebagai efek samping dari cuci darah menggunakan metode peritoneal dialysis. Hal ini disebabkan karena adanya cairan yang bertahan sangat lama pada bagian rongga peritoneal dapat memicu terjadinya ketegangan pada bagian otot perut, yang mengakibatkan terjadinya hernia.
3. Kenaikan Berat Badan – Cairan dialysis yang dimasukkan ke dalam tubuh ketika proses cuci darah dengan metode ini, berlangsung dengan memiliki kandungan gula yang sangat tinggi. Hal ini akan berefek langsung terhadap berat badan yang akan naik secara drastis karena tingginya kandungan gula yang masuk ke dalam tubuh pasiennya.


HEMODIALYSIS

Hemodialysis merupakan metode cuci darah yang paling banyak digunakan saat ini. Metode ini menggunakan jarum yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah untuk kemudian dihubungkan dengan selang, yang dapat mentransfer darah ke dalam mesin cuci darah.
Darah yang sudah ditransfer ke dalam alat cuci darah kemudian disaring dan dibersihkan dari sisa metabolisme, lalu kemudian mengembalikannya ke dalam tubuh. Biasanya pasien yang menggunakan metode ini membutuhkan 3 kali proses cuci darah dalam seminggu, dan berlangsung selama 4 jam.
Efek Samping cuci darah, Hemodialysis :
  • Tekanan Darah Rendah
  • Infeksi Bakteri Staphylococcal
  • Sepsis
  • Kram pada otot
  • Gatal pada kulit
  • Insomnia
  • Sakit pada tulang dan persendian 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar