Cuci darah atau dialysis merupakan suatu metode yang ditempuh oleh penderita gagal ginjal untuk melakukan proses penyaringan darah. Darah akan secara rutin ‘tercuci’ dari zat-zat berbahaya yang terkandung di dalamnya ginjal. Pasien gagal ginjal ini, memiliki ginjal yang tidak berfungsi dengan baik untuk melakukan proses penyaringan dan pembersihan darah secara alami. Cuci darah ini menjadi wajib dilakukan secara medis untuk menggantikan fungsi kerja dari ginjal yang rusak.
Selain itu, ginjal juga berfungsi
untuk membuang sisa-sisa metabolisme tubuh, kelebihan cairan di dalam tubuh,
menjaga unsur kimiawi di dalam tubuh dan menjaga tekanan darah. Berikut ini
beberapa hal yang mungkin terjadi apabila fungsi ginjal ini rusak:
- Muntah-Muntah
- Gatal pada kulit
- Lemas
- Koma
- Pembengkakan pada kaki dan lengan
Bagi
pasien gagal ginjal, metode cuci darah atau dialysis ini sangatlah penting
untuk mencegah terjadinya hal-hal tersebut sebagai akibat dari gagal ginjal.
Proses cuci darah atau dialysis
sendiri dibagi menjadi 2 metode, yaitu :
PERITONEAL
DIALYSIS
Peritoneal dialysis menggunakan
lapisan perut atau peritoneum sebagai filter dalam menyaring sisa-sisa
metabolisme tubuh yang terkandung di dalam darah. Dalam prosesnya, peritoneal
dialysis menggunakan selang kecil yang dipasang pada bagian perut. Dalam selang
tersebut terdapat cairan dialysis yang dapat membantu memindahkan sisa-sisa
metabolisme di dalam darah untuk dibersihkan dengan cairan tersebut. Prosesnya
hanya 30 sampai 40 menit, namun pasien harus mengulanginya selama 4 kali
dalam sehari.
Efek
Samping cuci darah, Peritoneal Dialysis :
1.
Peritonitis – Peritonitis merupakan suatu infeksi yang
terjadi pada bagian peritoneum, yang pada metode peritoneal dialysis ini
digunakan sebagai tempat untuk menyaring darah. Kondisi peralatan yang tidak
steril dapat menyebabkan kondisi peritonitis ini.
2. Hernia
– Hernia merupakan salah satu gejala yang timbul sebagai efek
samping dari cuci darah menggunakan metode peritoneal dialysis. Hal ini
disebabkan karena adanya cairan yang bertahan sangat lama pada bagian rongga
peritoneal dapat memicu terjadinya ketegangan pada bagian otot perut, yang
mengakibatkan terjadinya hernia.
3.
Kenaikan Berat Badan – Cairan dialysis yang dimasukkan ke
dalam tubuh ketika proses cuci darah dengan metode ini, berlangsung
dengan memiliki kandungan gula yang sangat tinggi. Hal ini akan berefek
langsung terhadap berat badan yang akan naik secara drastis karena tingginya
kandungan gula yang masuk ke dalam tubuh pasiennya.
HEMODIALYSIS
Hemodialysis merupakan metode cuci
darah yang paling banyak digunakan saat ini. Metode ini menggunakan jarum yang
dimasukkan ke dalam pembuluh darah untuk kemudian dihubungkan dengan selang,
yang dapat mentransfer darah ke dalam mesin cuci darah.
Darah yang sudah ditransfer ke
dalam alat cuci darah kemudian disaring dan dibersihkan dari sisa metabolisme,
lalu kemudian mengembalikannya ke dalam tubuh. Biasanya pasien yang menggunakan
metode ini membutuhkan 3 kali proses cuci darah dalam seminggu, dan berlangsung
selama 4 jam.
Efek
Samping cuci darah, Hemodialysis :
- Tekanan Darah Rendah
- Infeksi Bakteri Staphylococcal
- Sepsis
- Kram pada otot
- Gatal pada kulit
- Insomnia
- Sakit pada tulang dan persendian