Rabu, 16 Maret 2016

Efek Samping Cuci Darah Ginjal Bagi Kesehatan

Cuci darah atau dialysis merupakan suatu metode yang ditempuh oleh penderita gagal ginjal untuk melakukan proses penyaringan darah. Darah akan secara rutin ‘tercuci’ dari zat-zat berbahaya yang terkandung di dalamnya ginjal. Pasien gagal ginjal ini, memiliki ginjal yang tidak berfungsi dengan baik untuk melakukan proses penyaringan dan pembersihan darah secara alami. Cuci darah ini menjadi wajib dilakukan secara medis untuk menggantikan fungsi kerja dari ginjal yang rusak.


Selain itu, ginjal juga berfungsi untuk membuang sisa-sisa metabolisme tubuh, kelebihan cairan di dalam tubuh, menjaga unsur kimiawi di dalam tubuh dan menjaga tekanan darah. Berikut ini beberapa hal yang mungkin terjadi apabila fungsi ginjal ini rusak:
  • Muntah-Muntah
  • Gatal pada kulit
  • Lemas
  • Koma
  • Pembengkakan pada kaki dan lengan


Bagi pasien gagal ginjal, metode cuci darah atau dialysis ini sangatlah penting untuk mencegah terjadinya hal-hal tersebut sebagai akibat dari gagal ginjal.
Proses cuci darah atau dialysis sendiri dibagi menjadi 2 metode, yaitu :

PERITONEAL DIALYSIS

Peritoneal dialysis menggunakan lapisan perut atau peritoneum sebagai filter dalam menyaring sisa-sisa metabolisme tubuh yang terkandung di dalam darah. Dalam prosesnya, peritoneal dialysis menggunakan selang kecil yang dipasang pada bagian perut. Dalam selang tersebut terdapat cairan dialysis yang dapat membantu memindahkan sisa-sisa metabolisme di dalam darah untuk dibersihkan dengan cairan tersebut. Prosesnya hanya 30 sampai 40 menit, namun pasien harus mengulanginya selama 4 kali dalam sehari.

Efek Samping cuci darah, Peritoneal Dialysis :

1. Peritonitis – Peritonitis merupakan suatu infeksi yang terjadi pada bagian peritoneum, yang pada metode peritoneal dialysis ini digunakan sebagai tempat untuk menyaring darah. Kondisi peralatan yang tidak steril dapat menyebabkan kondisi peritonitis ini.
2. Hernia – Hernia merupakan salah satu gejala yang timbul sebagai efek samping dari cuci darah menggunakan metode peritoneal dialysis. Hal ini disebabkan karena adanya cairan yang bertahan sangat lama pada bagian rongga peritoneal dapat memicu terjadinya ketegangan pada bagian otot perut, yang mengakibatkan terjadinya hernia.
3. Kenaikan Berat Badan – Cairan dialysis yang dimasukkan ke dalam tubuh ketika proses cuci darah dengan metode ini, berlangsung dengan memiliki kandungan gula yang sangat tinggi. Hal ini akan berefek langsung terhadap berat badan yang akan naik secara drastis karena tingginya kandungan gula yang masuk ke dalam tubuh pasiennya.


HEMODIALYSIS

Hemodialysis merupakan metode cuci darah yang paling banyak digunakan saat ini. Metode ini menggunakan jarum yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah untuk kemudian dihubungkan dengan selang, yang dapat mentransfer darah ke dalam mesin cuci darah.
Darah yang sudah ditransfer ke dalam alat cuci darah kemudian disaring dan dibersihkan dari sisa metabolisme, lalu kemudian mengembalikannya ke dalam tubuh. Biasanya pasien yang menggunakan metode ini membutuhkan 3 kali proses cuci darah dalam seminggu, dan berlangsung selama 4 jam.
Efek Samping cuci darah, Hemodialysis :
  • Tekanan Darah Rendah
  • Infeksi Bakteri Staphylococcal
  • Sepsis
  • Kram pada otot
  • Gatal pada kulit
  • Insomnia
  • Sakit pada tulang dan persendian 

Bahaya Gagal Ginjal dan Cara Mencegah Gagal Ginjal

Bahaya Gagal Ginjal
Mendengar tentang penyakit gagal ginjal pasti sudah sangat menakutkan. Banyak penderita gagal ginjal yang mewajibkan cuci darah sepanjang hidup. Selain itu, penyakit gagal ginjal juga dapat menyebabkan beberapa bahaya. Berikut ini bahayanya:

1. Kegagalan pernafasan – Penyakit gagal ginjal bisa menyebabkan terjadinya penumpukan cairan pada bagian organ paru-paru. Cairan yang terus menumpuk pada paru-paru akan menghambat pernafasan sehingga sering menyebabkan nyeri pada dada dan sulit untuk bernafas.
                   
2. Peradangan jantung – Peradangan jantung terjadi ketika lapisan yang berada di sekitar jantung mengalami peradangan karena infeksi yang berlanjut. Infeksi ini memang disebabkan karena ginjal tidak berfungsi kemudian membuat aliran darah dari jantung ke semua bagian tubuh juga tidak berjalan dengan lancar.



3. Penurunan Fungsi Otot – Penurunan fungsi otot terjadi ketika cairan dan elektrolit dalam tubuh menjadi tidak seimbang. Masalah ini disebabkan karena ginjal tidak berfungsi kemudian suplai cairan dalam tubuh juga akan mengalami masalah. Selain itu, penurunan fungsi otot juga bisa menyebabkan tubuh memiliki kalium dalam kadar yang tinggi sehingga bisa menyebabkan berbagai komplikasi.

4. Gagal ginjal tetap – Kerusakan ini akan menyebabkan ginjal sama sekali tidak berfungsi. Penderita gagal ginjal tetap akan membutuhkan proses cuci darah secara rutin untuk membuang semua racun dalam darah dan zat berbahaya dari tubuh. Jika penderita tidak ingin melakukan cuci darah maka harus menemukan organ ginjal yang tepat untuk menjalani proses transplantasi.

5. Kematian – Kematian bisa disebabkan karena komplikasi gagal ginjal yang sudah parah. Ini adalah salah satu resiko paling tinggi dari gagal ginjal.

Cara Mencegah Gagal Ginjal

Cara terbaik agar tidak terkena gagal ginjal adalah dengan memelihara kesehatan ginjal. Penyakit gagal ginjal lebih banyak disebabkan karena penyakit awal seperti hipertensi, stroke dan diabetes. Berikut ini adalah beberapa tips untuk mencegah gagal ginjal:

1. Kendalikan kadar gula dalam darah – Anda bisa mulai dengan membatasi asupan makanan yang mengandung kalori (gula) tinggi. Tapi jika sudah menjadi penderita diabetes sebaiknya lakukan diet secara ketat kemudian periksa gula darah secara teratur.

2. Kendalikan tingkat kolesterol dalam tubuh – Hindari terlalu banyak mengkonsumsi berbagai jenis makanan yang mengandung kolesterol seperti lemak pada daging merah. Lemak pada ikan yang banyak mengandung zat omega 3 sangat disarankan.

3. Selalu olahraga – Latihan secara teratur untuk membantu menjaga kesehatan jantung. Anda bisa memulai dengan berjalan kaki, lari atau berenang. Olahraga juga sangat penting untuk semua organ dalam tubuh anda.


4. Jangan terbiasa menambahkan garam untuk makanan – Anda dapat menggantinya dengan sumber perasa lain seperti kecap. Garam sangat buruk untuk ginjal karena bagian dari kristal natrium bisa menyebabkan penumpukan pada ginjal sehingga bisa memicu kerusakan ginjal.

5. Selalu mencukupi jumlah air mineral untuk tubuh – Kebutuhan air untuk tubuh paling tidak sebanyak 3 liter per hari. Tubuh memerlukan banyak air untuk mencegah dehidrasi, mengendalikan metabolisme tubuh dan membuat tubuh tetap segar.


6. Jangan pernah menahan buang air kecil  Bahaya menahan kencing merupakan kebiasaan buruk yang bisa menyebabkan kerusakan ginjal parah. Ketika menahan buang air kecil maka ginjal akan bekerja keras karena mungkin kandung kemih sudah mencapai batas maksimal antara 120 hingga 150 ml.


Bahaya gagal ginjal memang sangat beresiko. Semua penderita gagal ginjal bisa mengalami bahaya tersebut dan tergantung pada beberapa kondisi kesehatan secara umum. Selain itu, pencegahan terhadap gagal ginjal adalah langkah paling mudah yang bisa dilakukan sebelum penyakit ini benar-benar menyerang tubuh.

PENGERTIAN SINDROM NEFROTIK


Sindrom nefrotik adalah gangguan ginjal yang menyebabkan tubuh manusia kehilangan terlalu banyak protein di dalam urine. Meski jarang terjadi, sindrom nefrotik ini dapat dialami oleh siapa saja. Tetapi sindrom nefrotik umumnya terdeteksi pertama kali pada anak-anak, terutama yang berusia di antara 2-5 tahun.
Selain kandungan protein dalam urine, ada beberapa gejala dan perubahan fisik yang dapat mengindikasikan sindrom nefrotik. Di antaranya adalah:
        Penumpukan cairan atau edema, terutama di sekitar mata serta kaki dan pergelangannya. Penumpukan ini juga dapat memicu kenaikan berat badan.

            Perubahan pada urine. Karena mengandung protein yang tinggi, urine biasanya akan berbuih.

             Rentan terkena infeksiKondisi ini disebabkan oleh menurunnya jumlah antibodi dalam darah.

            Gangguan pencernaan, seperti mual serta muntah dan/atau diare.


            Penurunan kondisi kesehatan, misalnya kelelahan dan tidak nafsu makan. Jika anda atau anak anda menunjukkan gejala-gejala tersebut, segera periksakan diri pada dokter agar dapat segera ditangani dengan seksama.

Proses Diagnosis Sindrom Nefrotik

Pada pemeriksaan awal, dokter umumnya akan menanyakan kondisi kesehatan serta gejala-gejala yang dialami. Jika menduga anda mengidap sindrom nefrotik, dokter akan menganjurkan beberapa metode diagnosis yang lebih mendetail. Pemeriksaan tersebut meliputi:
            Tes urine. Kadar protein yang tinggi dalam urine mengindikasikan sindrom nefrotik. Anda biasanya diminta untuk memberikan sampel-sampel urine selama 24 jam untuk memastikan diagnosis.
            Tes darah. Kadar protein albumin yang rendah dalam darah akan menunjukkan anda mengidap sindrom nefrotik. Tes darah juga digunakan untuk mengevaluasi fungsi ginjal.
            Biopsi ginjal. Prosedur ini digunakan untuk mengambil sampel jaringan pada ginjal yang kemudian akan diperiksa di laboratorium.

Langkah Pengobatan Sindrom Nefrotik

Penanganan sindrom nefrotik berbeda-beda untuk tiap penderita. Penentuan jenis pengobatan tergantung pada penyakit yang menyebabkan kondisi tersebut.
Dokter juga umumnya menganjurkan obat-obatan untuk mengurangi gejala atau menangani komplikasi yang anda alami. Contoh obat-obatan tersebut adalah:
  • Obat antihipertensi untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
  • Diuretik yang berfungsi untuk membuang cairan yang berlebihan dari dalam tubuh melalui urine.
  • Obat antikoagulan yang digunakan untuk menurunkan risiko penggumpalan darah.
  •  Steroid untuk menangani peradangan atau glomerulonefritis perubahan minimal.
  • Imunosupresan yang digunakan untuk mengurangi inflamasi dan menekan respons abnormal dari sistem kekebalan tubuh.

Untuk penderita glomerulonefritis perubahan minimal, 90 persen penderitanya dapat diobati secara efektif dengan steroid.
Bagi anak yang mengidap sindrom nefrotik bawaan atau kongenital, dokter akan memberikan albumin melalui infus. Dokter juga mungkin akan menyarankan dialisis atau cuci darah, operasi pengangkatan atau transplantasi ginjal sebagai pengobatan.
Tingkat kesembuhan dari kondisi ini sangat bergantung pada apa penyebab dasarnya, tingkat keparahan, dan respon tubuh terhadap pengobatan. Umumnya anak-anak dapat sembuh dari kondisi ini walau sekitar 70 persen kembali mengalaminya lagi di masa depan.

Komplikasi Sindrom Nefrotik

Sindrom nefrotik yang tidak ditangani dengan efektif dapat menyebabkan berbagai komplikasi dan beberapa di antaranya bisa berakibat fatal. Sejumlah komplikasi yang berpotensi muncul meliputi
  •        Meningkatnya risiko infeksi dan penggumpalan darah.
  •              Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah.
  •              Anemia.
  •             Kekurangan gizi, misalnya defisiensi vitamin D.
  •             Hipertensi.
  •             Gagal ginjal akut.
  •             Penyakit ginjal kronis.



Kelainan dan Penyakit pada Ginjal

Fungsi ginjal dapat terganggu karena infeksi bakteri, radang, batu ginjal, dan sebagainya. Jika salah satu ginjal tidak berfungsi atau mengalami gangguan, maka ginjal yang satunya lagi akan mengambil alih tugas ginjal yang pertama.

Namun jika ginjal rusak kedua duanya dan ini akan berakibat sangat fatal karena urea akan tertimbun dalam tubuh dan menyebabkan kematian. Berikut adalah beberapa kelainan dan penyakit pada ginjal.


1. Batu ginjal
Kita sering kali mendengar beberapa orang yang terkena batu ginjal? tahukah anda penyebab orang mengalami sakit batu hinjal ini terjadi karena adanya endapan garam kalsium dalam ginjal sehingga menghambat keluarnya urine dan menimbulkan nyeri.

Bagaimana cara mengatasi penyakit batu ginjal? Batu ginjal dapat di atasi dengan pembedahan dan sinar laser. Tujuan dari pembedahan untuk membuang endapan garam kalium. Tujuan menggunakan sinar laser untuk memecahkan endapan garam kalsiumnya.

2. Gagal ginjal
Gagal ginjal terjadi jika salah satu ginjal tidak berfungsi. Kegagalan salah satu ginjal ini akan diambil alih oleh ginjal lain. Tetapi, keadaan ini akan tetap menimbulkan resiko yang sangat tinggi. Gejala yang umum adalah tidak terjadinya pembentukan urine yang disebut anuria. gejala ini dapat menimbulkan uremia, yaitu terbawanya urine ke dalam aliran darah karena adanya kebocoran pada salah satu saluran dalam neforn. Dokter menganjurkan penderita gagal ginjal untuk melakukan cuci darah atau cangkok ginjal.



3. Radang Ginjal (Nefritis)

Radang ginjal disebut juga nefritis. Radang ginjal terjadi karena adanya kerusakan pada nefron, khususnya glomerulus yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Rusaknya nefron mengakibatkan urine masuk kembali kedalam darah dan penyerapan air menjadi terganggu sehingga timbul pembengkakan pada daerah kaki.

Nefritis terkadang disebabkan adanya bakteri Streptococcus. Penderita nefritis dapat disembuhkan dengan cangkokkan ginjal atau dengan cuci darah secara rutin. Cuci darah terkadang dilakukan sampai penderita mendapatkan donor ginjal yang memiliki kesesuaian jaringan dengan organ penderita.


4. Glukosuria
 Glukosuria adalah penyakit yang ditandai adanya glukosa dalam urine. Penyakit glukosuria sering juga disebut dengan penyakit gula atau Kencing manis (Diabetes mellitus). Kadar glukosa dalam darah meningkat karena kekurangan hormon insulin. Nefron tidak mampu menyerap kembali sehingga kelebihan glukosa dan terbuang bersama urine.


5. Hematuria
Hematuria merupakan penyakit yang ditandai adanya sel darah merah dalam urine. Penyakit tersebut disebabkan adanya peradangan pada organ urinaria atau karena iritasi akibat gesekan batu ginjal.


6. Albuminuria
Merupakan penyakit yang ditujukkan oleh adanya molekul albumin dan protein lain dalam urine. Penyebabnya yaitu karena adanya kerusakan pada alat filtrasi.


7. Nefritis Glomerulus

Nefritis glomerulus merupakan radang membran filtrasi glomerulus di dalam korpuskulum renalis. Penyebab radang secara umum adalah reaksi alergi terhadap racun yang dilepaskan oleh bakteri streptococcus yang menginfeksi bagan tubuh lain, khususnya tenggorokan. Penyakit ini ditandai dengan kenaikan permaebilitas membran filtrasi dan akumulasi sel sel darah putih di daerah membran filtrasi. Akibatnya, sejumlah besar protein plasma memasuki urine. Keberadaan protein plasma meningkatkan tekanan osmotik filtrat urine, sehingga volume urine meningkat dan menyebabkan gagal ginjal.


8. Sistisis
Sistisis adalah radang pada kantung kemih terutama bagian mukosa dan sub mukosa. Sistisis bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, zat kimia, atau luka.


9. Pielonefritis
Pielonefritis adalah radang seluruh bagian ginjal. Kerusakan ini sering dimulai dengan infeksi bakteri pada pelvis ginjal dan kemudian melebar ke bagian utama ginjal.


10. Ketosis
Ketosis adalah ditemukannya senyawa keton di dalam darah. hal ini dapat terjadi pada orang yang melakukan diet karbohidrat.

Jenis-jenis batu ginjal dan cara pencegahan

Batu ginjal merupakan suatu kondisi terbentuknya material keras yang menyerupai batu di dalam ginjal. Material tersebut berasal dari sisa zat-zat limbah di dalam darah yang dipisahkan ginjal yang kemudian mengendap dan mengkristal seiring waktu.

Endapan batu di dalam ginjal bisa disebabkan oleh makanan atau masalah kesehatan lain yang mendasari. Berdasarkan jenis-jenis batu ginjal, kondisi ini dapat dibagi menjadi empat jenis utama, yaitu batu kalsium,nyebabkan tanda dan gejala sampai batu tersebut bergerak di dalam ureter –pipa yang menghubungkan ginjal dan kandung kemih. Pada satu titik, tanda dan gejala yang dapat  batu asam urat, batu struvit, dan batu sistin.
Batu ginjal dapat ataupun tidak meterjadi adalah:


  • Nyeri yang parah pada sisi tubuh atau punggung, di bawah pinggul
  • Nyeri yang menyebar ke bagian bawah tubuh dan pangkal paha
  • Nyeri pada saat buang air kecil
  • Urin berwarna pink, merah atau coklat
  • Mual dan muntah
  • Sering buang air kecil
  • Demam dan menggigil saat infeksi terjadi

Penyebab & Faktor Risiko


1. Penyebab

Batu ginjal sering tidak terdefinisikan dengan satu penyebab. Beberapa faktor yang sering berkombinasi, membuat kondisi dimana seseorang rentan mengalami batu ginjal. Batu ginjal terbentuk ketika komponen urin – cairan dan berbagai mineral dan asam- hilang keseimbangan. Ketika hal ini terjadi, urin anda terdapat lebih banyak zat yang mengkristal, seperti kalsium, oxalate dan uric acid, daripada cairan. Pada saat yang sama, pada urin anda terdapat zat yang mengkristal dan menggumpal sehingga terbentuk batu ginjal. Hal ini membuat kondisi dimana batu ginjal lebih mungkin terbentuk.



2. Faktor risiko

Faktor risiko yang dapat meningkatkan batu ginjal terjadi antara lain:

  • Memiliki seseorang dalam keluarga dengan kasus batu ginjal
  • Mereka yang berusia 40 tahun keatas, meskipun batu ginjal dapat terjadi pada usia berapapun
  • Laki-laki lebih cenderung mengalami batu ginjal
  • Dehidrasi
  • Makanan tertentu yang tinggi protein, tinggi sodium dan gula dapat meningkatkan risiko beberapa jenis batu ginjal
  • Obesitas
  • Memiliki penyakit atau operasi pada saluran pencernaan
  • Kondisi medis lain, antara lain renal tubular acidosis, cystinuria, hyperparathyroidism dan infeksi saluran urin tertentu


Jenis-jenis batu ginjal dan cara pencegahan




1. Batu kalsium
Banyak batu ginjal adalah batu kalsium yang biasanya berbentuk kalsium oxalate. Kadar oxalate yang tinggi dapat ditemukan pada beberapa buah dan sayuran, kacang dan coklat. Hati anda juga menghasilkan oxalate. Makanan, vitamin D dosis tinggi, operasi saluran pencernaan dan beberapa kelainan metabolisme dapat meningkatkan konsentrasi kalsium atau oxalate pada urin. Batu kalsium juga dapat terjadi dalam bentuk kalsium fosfat.

2. Batu struvite
Batu struvite terbentuk sebagai respon terhadap infeksi, seperti infeksi saluran urin. Batu struvite dapat berkembang dengan cepat dan menjadi cukup besar.



3. Batu uric acid
Ini terbentuk pada mereka yang mengalami dehidrasi, mereka yang makan makanan tinggi protein dan mereka yang memiliki encok. Faktor genetik tertentu dan kelainan pada jaringan penghasil darah juga dapat membuat anda cenderung mengalami batu uric acid.

4. Batu cystine
Batu ginjal jenis ini memiliki kasus yang sedikit. Batu ini terbentuk pada mereka yang memiliki kelainan secara turun temurun yang menyebabkan ginjal menghasilkan asam amino (cystinuria) tertentu dalam jumlah banyak

PENGERTIAN BATU GINJAL


Batu ginjal merupakan suatu kondisi terbentuknya material keras yang menyerupai batu di dalam ginjal. Material tersebut berasal dari sisa zat-zat limbah di dalam darah yang dipisahkan ginjal yang kemudian mengendap dan mengkristal seiring waktu.
Endapan batu di dalam ginjal bisa disebabkan oleh makanan atau masalah kesehatan lain yang mendasari. Berdasarkan jenis-jenis batu ginjal, kondisi ini dapat dibagi menjadi empat jenis utama, yaitu batu kalsium, batu asam urat, batu struvit, dan batu sistin.

Gejala batu ginjal

Gejala akibat batu ginjal biasanya tidak akan dirasakan penderitanya jika batu tersebut masih berada di dalam ginjal. Gejala juga tidak akan terasa jika batu ginjal berukuran sangat kecil sehingga bisa keluar dari tubuh melalui ureter dengan mudah. Ureter adalah saluran yang menyambungkan ginjal dengan kandung kemih.
Gejala akibat batu ginjal baru bisa terasa jika batu berukuran lebih besar dari diameter saluran ureter. Batu yang besar akan bergesekan dengan lapisan dinding uterer sehingga menyebabkan iritasi dan bahkan luka. Oleh sebab itu, urin kadang bisa mengandung darah. Selain mengiritasi ureter, batu ginjal juga bisa tersangkut di dalam ureter sehingga urin tidak bisa keluar dan menumpuk di ginjal.

Gejala batu ginjal bisa berupa nyeri pada pinggang, perut bagian bawah, dan selangkangan. Selain rasa nyeri, gejala-gejala batu ginjal lainnya bisa berupa muntah-muntah, menggigil dan demam.

Diagnosis batu ginjal

Dalam mendiagnosis batu ginjal, pertama-tama dokter akan mencoba menggali keterangan terlebih dahulu dari pasien seputar gejala-gejala yang dialaminya. Biasanya dokter akan menanyakan apakah pasien pernah menderita batu ginjal sebelumnya, memiliki riwayat keluarga berpenyakit sama, atau apakah belakangan pasien sering mengonsumsi makanan atau suplemen yang bisa memicu terbentuknya batu ginjal.
Setelah keterangan lisan tersebut dikumpulkan, dokter akan melakukan sejumlah tes untuk memastikan diagnosisnya jika diperlukan. Tes tersebut bisa berupa tes urin, tes darah, dan pemeriksaan lewat citra gambar seperti intravenous urogram, CT scan, dan X-ray.


Pengobatan batu ginjal

Pengobatan penyakit batu ginjal dibagi menjadi dua berdasarkan ukuran batu ginjalnya. Jika batu ginjal masih tergolong kecil atau sedang, serta masih dapat melewati saluran kemih tanpa harus dilakukan operasi, dokter biasanya akan menyarankan pasien untuk minum air putih saja sesuai takaran yang disarankan. Dengan adanya aliran cairan secara terus-menerus, diharapkan batu ginjal dapat terdorong keluar dengan sendirinya.
Apabila gejala yang dirasakan oleh pasien cukup mengganggu, biasanya dokter cukup meresepkan obat pereda rasa sakit, misalnya parasetamol.
Penanganan batu ginjal yang dengan operasi sangat jarang dilakukan. Langkah ini biasanya baru akan diterapkan jika batu berukuran lebih besar sehingga menyumbat saluran kemih pasien. Apabila tidak segera ditangani, dikhawatirkan kondisi tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih parah seperti pendarahan atau bahkan kerusakan ginjal.

Pencegahan batu ginjal

Cara mencegah batu ginjal sebenarnya cukup sederhana. Anda hanya perlu minum cukup air putih tiap hari dan membatasi konsumsi makanan, minuman, atau suplemen yang mengandung zat-zat yang berpotensi menyebabkan terbentuknya batu ginjal, seperti oksalat, kalsium, dan protein. 
Selain dengan minum cukup air dan membatasi asupan zat-zat tertentu, pencegahan batu ginjal juga bisa dilakukan dengan mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter. Biasanya langkah ini dianjurkan untuk mencegah kambuh bagi mereka yang sebelumnya pernah menderita batu ginjal.